Pujilah Tuhan, Dengan Menanam Pohon.
“Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.” (Kejadian 2:8). “Lalu Tuhan Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; (Kejadian 2:9). “Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kejadian 2:15). Dari nats tersebut dapat kita simpulkan bagaimana Allah menugaskan manusia dalam memelihara alam dan isinya. Namun dalam kenyataannya manusia sering sekali lupa terhadap misi tersebut. Kita dapat melihat perilaku manusia sekitar kita selama ini. Dengan bekal pengetahuan yang diberikan-Nya manusia lebih cenderung berpikir secara pragmatis. Kegiatan sosial, politik dan ekonomi selalu berujung kepada materialisme. Pengembangan teknologi, life style, politik selalu diarahkan kepada pengumpulan kekayaan sebesar-besarnya dan membangun kekuatan untuk menghancurkan lawan-lawannya. Justru hati nurani dikesampingkannya.
Kisah Air Bah pada jaman Nuh, Sodom dan Gomora dan sebagainya adalah merupakan contoh bagaimana manusia itu telah mengabaikan perintah Allah, meningggalkan hati nuraninya dan selalu mengutamakan keduniawian. Apakah hukuman seperti ini akan terjadi lagi? Marilah kita menyisakan sedikit waktu untuk merenungkan kembali hal ini.
Isu “global warming” yang dicanangkan akhir-akhir ini bukanlah suatu slogan popular semata. Gejalanya telah kita rasakan akhir-akhir ini. Banjir, tanah longsor, tsunami, angin ribut, gempa bumi dan sebagai, tentunya harus merupakan warning yang patut kita renungkan. Mendengar bahwa lahan kritis disekitar Danau Toba yang telah mencapai lebih kurang 80%, adalah merupakan kenyataan yang sangat ‘ironis’ bagi Bangso Batak. Dikhawatirkan, apabila amarah Allah telah melampaui batasnya, Danau Toba ini mungkin saja akan meletus lagi seperti kejadian 75.000 tahun yang lalu. Apakah hati nurani dari lebih kurang 15.000.000 bangso Batak yang sebagian besar di parserahan tidak terketuk untuk memikirkannya? Kami mengajak semua bangso Batak untuk menyelamatkan Danau Toba yang kita cintai.
MARILAH KITA MEMUJI TUHAN ALLAH DENGAN MENANAM POHON DIKAMPUNG HALAMAN KITA.
mantap gakk
BalasHapus